Kepiting kecil di atas kasur
Terombang ambing mengikuti ombak
Kapal laut di trotoar jalan
Kesepian menunggu penumpang
Ada orang nyangkut diatap rumah
Motor dan mobilnya nyangsang di pohon
Doa sedih lagu sedih puisi sedih
Menghiasi televisi koran dan hari hari kami
Warnanya biru lebam kehitam hitaman
Baunya busuk merogoh sukma siapa saja
Sumbangan dan sukarelawan menumpuk
Kepanikan bertumpuk tumpuk
Balok balok kayu berceceran di jalanan
Sehabis menghantam siapapun
Ribuan bayi anak anak dan orang dewasa mati
Dan menjadi pengungsi di kota mati
Butuh waktu tahunan untuk menghidupi
Tapi ini semua kenyataan yang harus kita hadapi
Harapan tidak boleh mati
Walau masjid dipenuhi sampah dan orang mati
Oh negeriku sayang bangkit kembali
Jangan berkecil hati bangkit kembali
Oh yang ditinggalkan tabahlah sayang
Ini rahmat dari Tuhan kita juga pasti pulang
Kepiting kecil di atas kasur
Terombang ambing mengikuti ombak
Kapal laut di trotoar jalan
Kesepian menunggu penumpang
Oh negeriku sayang bangkit kembali
Jangan berkecil hati bangkit kembali
Kau yang ditinggalkan tabahlah sayang
Ini rahmat dari Tuhan kita juga pasti pulang
Kepiting kecil di atas kasur
Terombang ambing mengikuti ombak
Ahad, 23 November 2014
Penulisan Orang Orang kalah
Malam khusuk menelan tahajjudku
Malam yang gelap mencekik bumi Anjing menggonggong bayi merintihOrang dipaksa saling memojokkanButa langkah buta mata hatinya
Hati yang mengangaKosong tak berdarahTidak bercahaya
Manusia sembunyi dibalik wajahnyaKata kata suci berubah maknaHukum rimba telah menjadi dewaSiapa kalah terkubur hidupnya Mayat mayat hidupSumbang suaranyaDimana tempatnya?
Mereka yang telah kalahTerkapar tak berdayaMencoba mengucap doaBerserakan dijalan menjadi srigala
Orang kalahJangan dihinaDengan cintaKita bangunkan
Dikamar aku berkacaTampak wajah yang asingMentertawakanku
Aku terdiamAku merasaPernah juga kalah
Siang yang kering terasa menyiksaHati yang kering terlunta luntaHentikan caci maki tak bergunaDimata tuhan kita tak berbeda
Dengarlah suaraMengajak kitaBerbagi duka
Mereka yang pernah kalahBelum tentu menyerahMemang jangan menyerahMasih banyak lagi yang bisa dikerjakan
Malam yang gelap mencekik bumi Anjing menggonggong bayi merintihOrang dipaksa saling memojokkanButa langkah buta mata hatinya
Hati yang mengangaKosong tak berdarahTidak bercahaya
Manusia sembunyi dibalik wajahnyaKata kata suci berubah maknaHukum rimba telah menjadi dewaSiapa kalah terkubur hidupnya Mayat mayat hidupSumbang suaranyaDimana tempatnya?
Mereka yang telah kalahTerkapar tak berdayaMencoba mengucap doaBerserakan dijalan menjadi srigala
Orang kalahJangan dihinaDengan cintaKita bangunkan
Dikamar aku berkacaTampak wajah yang asingMentertawakanku
Aku terdiamAku merasaPernah juga kalah
Siang yang kering terasa menyiksaHati yang kering terlunta luntaHentikan caci maki tak bergunaDimata tuhan kita tak berbeda
Dengarlah suaraMengajak kitaBerbagi duka
Mereka yang pernah kalahBelum tentu menyerahMemang jangan menyerahMasih banyak lagi yang bisa dikerjakan
Orang kalahJangan dihinaDengan cintaKita bangunkan
Dikamar aku berkacaTampak wajah yang asingMentertawakanku
Aku terdiamAku merasaAku terdiamAku terdiamAku terdiamAku terdiamAku merasaPernah juga kalah
Dikamar aku berkacaTampak wajah yang asingMentertawakanku
Aku terdiamAku merasaAku terdiamAku terdiamAku terdiamAku terdiamAku merasaPernah juga kalah
Langgan:
Catatan (Atom)